MATERI PELAJARAN SKI
KLS IV, V, VI MI
Sejarah Hijrahnya Rasulullah SAW Dari
Makkah Ke Madinah
Hijrah yang
berarti perpindahan dianggap sebagai salah satu ibadah dengan nilai pahala yang
tinggi. Dalam banyak ayat al-Quran Allah Swt menjelaskan kemuliaan ibadah ini
dan menjanjikan ganjaran yang berlipat ganda kepada mereka yang berhijrah.
Sebab, selain kesulitan yang dihadapi seorang muhajir baik kesulitan karena
meninggalkan negeri asal, kesulitan di negara baru dan banyak hal
lain, hijrah juga dimaksudkan untuk menjaga dan memelihara agama dan
risalah ilahi yang terakhir ini.
ALI
MENGGANTIKAN TIDUR RASULULLAH SAW
Quraisy berencana membunuh Muhammad, karena dikuatirkan ia akan hijrah ke
Madinah. Ketika itu kaum Muslimin sudah tak ada lagi yang tinggal kecuali
sebagian kecil. Ketika perintah dari Alloh SWT datang supaya beliau hijrah,
beliau meminta Abu Bakar supaya menemaninya dalam hijrahnya itu. Sebelum itu
Abu Bakar memang sudah menyiapkan dua ekor untanya yang diserahkan
pemeliharaannya kepada Abdullah bin Uraiqiz sampai nanti tiba waktunya
diperlukan.
Pada malam akan hijrah itu pula Muhammad membisikkan kepada Ali bin Abi Talib
supaya memakai mantelnya yang hijau dari Hadzramaut dan supaya berbaring di
tempat tidurnya. Dimintanya supaya sepeninggalnya nanti ia tinggal dulu di
Mekah menyelesaikan barang-barang amanat orang yang dititipkan kepadanya.
Demikianlah, ketika pemuda-pemuda Quraisy mengintip ke tempat tidur Nabi
Muhammad Saw, mereka melihat sesosok tubuh di tempat tidur itu dan mengira
bahwa Nabi Saw masih tidur.
DI DALAM GUA TSUR
Rasullah (SAW) dan Abu Bakar (RA) tinggal di dalam goa Tsur pada hari Jum’at,
Sabtu, dan Ahad. Selama itu, berlangsung pertolongan bagi mereka berdua.
1. Abdullah bin Abu Bakar (RA) mendatangi goa pada malam hari dan menyampaikan
berita perihal berbagai rencana dan kegiatan orang-orang kafir kepada mereka
berdua. Sebelum fajar ia sudah kembali ke Makkah sehingga seolah-olah ia selalu
berada di Makkah.
2. Amar bin Fuhairah menggiring domba-domba gembalaannya ke dalam goa pada
malam hari sehingga Rasulullah (SAW) dan Abu Bakar (RA) bisa minum susu domba
hingga cukup kenyang. Amar menggiring kembali domba-dombanya ke Makkah sebelum
fajar selang beberapa waktu setelah Abdullah bin Abu Bakar kembali ke Makkah,
dengan demikian jejak kaki Abdullah terhapus oleh jejak domba-domba itu.
3. Abdullah bin Ariqat Laitsi, seorang kafir yang dapat dipercaya dan bekerja
sebagai pemandu yang diupah oleh Abu Bakar (RA) datang ke goa ini, setelah hari
ke-tiga, membawa dua ekor onta.
4. Pada waktu itu Abu Bakar (RA) menawarkan satu dari onta itu kepada Nabi
(SAW) sebagai hadiah. Namun beliau (SAW) memaksa membeli onta itu. Abu Bakar
(RA) pun akhirnya bersedia menerima pembayaran sebesar empat ratus dirham untuk
onta itu. Onta inilah yang kemudian dikenal sebagai onta Rasulullah (SAW) yang
dinamai Quswa.
5. Dengan dipandu oleh Abdullah bin Ariqat, mereka berdua memulai perjalanan
menuju Madinah. Amar juga menyertai perjalanan mereka.
SURAQA
Ketika itu Quraisy mengadakan sayembara, barangsiapa bisa menyerahkan Muhammad
akan diberi hadiah seratus ekor unta. Mereka sangat giat mencari Rasululloh
Saw. Ketika terdengar kabar bahwa ada rombongan tiga orang sedang dalam
perjalanan, mereka yakin itu adalah Muhammad dan beberapa orang sahabatnya.
Suraqa b. Malik b. Ju’syum, salah seorang dari Quraisy, juga ingin memperoleh
hadiah seratus ekor unta. Tetapi ia ingin memperoleh hadiah seorang diri saja.
Ia mengelabui orang-orang dengan mengatakan bahwa itu bukan Muhammad. Tetapi
setelah itu ia segera pulang ke rumahnya. Dipacunya kudanya ke arah yang
disebutkan tadi seorang diri.
Demikian bersemangatnya Suraqa mengejar Nabi Muhammad Saw hingga kudanya
dua kali tersungkur ketika hendak mencapai Nabi. Tetapi melihat bahwa ia sudah
hampir kedua orang itu, ia tetap memacu kudanya karena rasanya Muhammad sudah
di tangan. Akan tetapi kuda itu tersungkur sekali lagi dengan keras sekali,
sehingga penunggangnya terpelanting dari punggung binatang itu dan jatuh
terhuyung-huyung dengan senjatanya. Suraqa merasa itu suatu alamat buruk jika
ia bersikeras mengejar sasarannya itu. Sampai di situ ia berhenti dan hanya
memanggil-manggil:
“Saya Suraqa bin Ju’syum! Tunggulah, saya mau bicara. Saya tidak akan melakukan
sesuatu yang akan merugikan tuan-tuan.” Setelah kedua orang itu berhenti
melihat kepadanya, dimintanya kepada Muhammad supaya menulis sepucuk surat
kepadanya sebagai bukti bagi kedua belah pihak. Dengan permintaan Nabi, Abu
Bakr lalu menulis surat itu di atas tulang atau tembikar yang lalu
dilemparkannya kepada Suraqa. Setelah diambilnya oleh Suraqa surat itu ia
kembali pulang. Sekarang bila ada orang mau mengejar Nabi Saw, maka dikaburkan
olehnya, sesudah tadinya ia sendiri yang mengejarnya.
SEJARAH KISAH HIJRAH NABI MUHAMMAD SAW KE MADINAH
Selama tujuh hari terus-menerus rombongan Rasululloh Saw berjalan, mengaso di
bawah panas membara musim kemarau dan berjalan lagi sepanjang malam mengarungi
lautan padang pasir dengan perasaan kuatir. Hanya karena adanya iman kepada
Alloh Swt membuat hati dan perasaan mereka terasa lebih aman. Ketika sudah
memasuki daerah kabilah Banu Sahm dan datang pula Buraida kepala kabilah itu
menyambut mereka, barulah perasaan kuatir dalam hatinya mulai hilang. Jarak
mereka dengan Madinah kini sudah dekati.
Selama mereka dalam perjalanan yang sungguh meletihkan itu, berita-berita
tentang Hijrah Nabi Muhammad
SAW dan
sahabatnya yang akan menyusul kawan-kawan yang lain, sudah tersiar di Madinah.
Penduduk kota ini sudah mengetahui, betapa kedua orang ini mengalami kekerasan
dari Quraisy yang terus-menerus membuntuti. Oleh karena itu semua kaum Muslimin
tetap tinggal di tempat itu menantikan kedatangan Rasululloh dengan hati penuh
rindu ingin melihatnya, ingin mendengarkan tutur katanya. Banyak di antara
mereka itu yang belum pernah melihatnya, meskipun sudah mendengar tentang
keadaannya dan mengetahui pesona bahasanya serta keteguhan pendiriannya. Semua
itu membuat mereka rindu sekali ingin bertemu, ingin melihatnya.
MASYARAKAT MADINAH
Tersebarnya Islam di Madinah dan keberanian kaum Muslimin di kota itu
sebelumhijrah Nabi ke tempat tersebut sama sekali di luar dugaan kaum
Muslimin Mekah. Beberapa pemuda Muslimin bahkan berani mempermainkan
berhala-berhala kaum musyrik di sana. Seseorang yang bernama ‘Amr bin’l-Jamuh
mempunyai sebuah patung berhala terbuat daripada kayu yang dinamainya Manat,
diletakkan di daerah lingkungannya seperti biasa dilakukan oleh kaum bangsawan.
‘Amr ini adalah seorang pemimpin Banu Salima dan dari kalangan bangsawan mereka
pula. Sesudah pemuda-pemuda golongannya itu masuk Islam malam-malam mereka mendatangi
berhala itu lalu di bawanya dan ditangkupkan kepalanya ke dalam sebuah lubang
yang oleh penduduk Madinah biasa dipakai tempat buang air.
Bila pagi-pagi berhala itu tidak ada ‘Amr mencarinya sampai diketemukan lagi,
kemudian dicucinya dan dibersihkan lalu diletakkannya kembali di tempat semula,
sambil ia menuduh-nuduh dan mengancam. Tetapi pemuda-pemuda itu mengulangi lagi
perbuatannya mempermainkan Manat ‘Amr itu, dan diapun setiap hari mencuci dan
membersihkannya. Setelah ia merasa kesal karenanya, diambilnya pedangnya dan
digantungkannya pada berhala itu seraya ia berkata: “Kalau kau memang berguna,
bertahanlah, dan ini pedang bersama kau.” Tetapi keesokan harinya ia sudah
kehilangan lagi, dan baru diketemukannya kembali dalam sebuah sumur tercampur
dengan bangkai anjing. Pedangnya sudah tak ada lagi.
Sesudah kemudian ia diajak bicara oleh beberapa orang pemuka-pemuka
masyarakatnya dan sesudah melihat dengan mata kepala sendiri betapa sesatnya
hidup dalam syirik dan paganisma itu, yang hakekatnya akan mencampakkan jiwa
manusia ke dalam jurang yang tak patut lagi bagi seorang manusia, ia pun masuk
Islam.
MESJID QUBA'
Ketika rombongan Rasululloh Saw sampai di Quba’, mereka tinggal empat (4) hari ia di sana dan membangun mesjid Quba’. Di tempat ini Ali b. Abi-Talib ra
menyusul, setelah mengembalikan barang-barang amanat – yang dititipkan oleh
rasululloh Saw – kepada pemilik-pemiliknya di Mekah. Ali ra
menempuh perjalanannya ke Madinah dengan berjalan kaki. Malam hari ia
berjalan, siangnya bersembunyi. Perjuangan yang sangat meletihkan itu
ditanggungnya selama dua minggu penuh, yaitu untuk menyusul saudara-saudaranya
seagama.
SAMPAI DI MADINAH
Demikanlah akhirnya rombongan Rosululloh selamat sampai Madinah. Hari itu
adalah hari Jum’at dan Muhammad berjum’at di Madinah. Di tempat itulah, ke
dalam mesjid yang terletak di perut Wadi Ranuna itulah kaum Muslimin datang,
masing-masing berusaha ingin melihat serta mendekatinya. Mereka ingin memuaskan
hati terhadap orang yang selama ini belum pernah mereka lihat, hati yang sudah
penuh cinta dan rangkuman iman akan risalahnya, dan yang selalu namanya disebut
pada setiap kali sembahyang. Orang-orang terkemuka di Medinah menawarkan diri
supaya ia tinggal pada mereka.
Setiba Rasulullah (SAW) di Madinah, onta beliau (Quswa) duduk di lahan terbuka
di dekat rumah Abu Ayyub Ansari (RA). Maka beliau (SAW) pun menetap di tempat
itu sampai terselesaikannya pendirian Masjid Nabawi dan sebuah tempat berteduh
untuk beliau. Seluruh sahabat bersama-sama Nabi (SAW) juga secara langsung
turun tangan dalam pembangunan Masjid Nabawi, sebagaimana juga mereka melakukan
bersama-sama dalam pembangunan Masjid Quba’.
Beberapa hari kemudian, istri Nabi (SAW); Saudah (RA); dua putri beliau Fatimah
(RA) and Ummu Kulsum (RA), Usamah bin Zaid (RA), ‘Aisyah (RA) dan Ummu Aiman
(RA) juga menyusul hijrah ke Madinah dibawah kawalan Abdullah bin Abu Bakar
(RA). Adapun putri beliau seorang lagi, Zainab (RA), baru diijinkan hijrah ke
Madinah setelah terjadi peperangan Badar.
Di Madinah, Rasulullah (SAW) memanjatkan doa (yang artinya) sebagai berikut,
“Wahai Allah, jadikanlah kami mencintai Madinah sebagaimana kami mencintai
Makkah, atau bahkan lebih dari itu. Kami mohon, jadikanlah iklimnya menyehatkan
bagi kami. Tambahkanlah keberkahan didalam takaran (shaq dan mud) kami, dan
pindahkanlah panasnya Madinah hingga ke Juhfah.” Allah (SWT) mengabulkan doa
beliau dan beliaupun menetap di Madinah karena begitu cintanya beliau terhadap
kota ini. (Bukhari).
ARTI PENTING HIJRAH
Hijrah telah membawa akibat-akibat yang lebih jauh:
1. Dari peristiwa ini, terjadi perubahan sosial. Islam sebagai sebuah
kelompok/golongan didalam masyarakat telah berkembang menjadi sebuah kesatuan
Ummat Islam. Maka sirnalah diskriminasi atas dasar warna kulit, kredo, ataupun
kekayaan. Semua Muslim setara/egaliter.
2. Menurut para ahli sejarah Muslim, Rasulullah (SAW) tiba di Quba‘ pada
tanggal 16 Juli 632 M. yang mana berada dalam bulan Muharram, dari sinilah
dimulainya perhitungan kalender Hijriyah.
3. Adalah di Madinah, diletakkan dasar-dasar khilafah (pemerintahan) Islam.
Peristiwa bersejarah berupa perjanjian-perjanjian yang dibuat bersama dengan
kelompok Yahudi dan beberapa suku yang lain menjadi panduan bagi
generasi-generasi yang kemudian.
4. Diantara sekian banyak sahabat Nabi (SAW), beliau memilih Abu Bakar (RA)
sebagai teman dalam perjalanan hijrah. Hal ini di abadikan didalam Al-Quran,
Surah At-Taubah. Ini merupakan penghargaan paling utama bagi Abu Bakar (RA).
5. Setiap orang yang berpola-pikir adil dan terbuka, dari tulisan ini dapat
mengambil kesimpulan bahwa Abu Bakar (RA) telah memiliki peranan yang amat
penting dalam peristiwa Hijrah. Maka sungguh amat menyedihkan bahwasanya
sebagian orang masih menilai secara tidak adil terhadap diri sahabat yang
demikian dihormati ini.
)
Pada hari senin, 8 Rabi'ul Awwal tahun 14
dari kenabian, yaitu tahun pertama dari Hijrah. Yaitu bertepatan dengan 23 September 622 M,
Rasulullah pun singgah di Quba`.
'Urwah bin az-Zubair berkata, "Kaum Muslimin di Madinah mengetahui
keluarnya Rasulullah dari Mekkah. Setiap pagi, mereka pergi ke al-Harrah (tapal
perbatasan) menunggu kedatangan beliau hingga mereka terpaksa harus pulang
karena teriknya matahari. Suatu hari mereka juga terpaksa pulang setelah lama
menunggu kedatangan beliau. Tatkala mereka sudah beranjak ke rumah
masing-masing, seorang laki-laki Yahudi mengintip dari salah satu tembok rumah
mereka untuk mengetahui urusan yang ditunggu-tunggu tersebut, lalu dia melihat
Rasulullah dan para shahabatnya yang dalam kondisi cerah seakan fatamorgana
perjalanan telah hilang, maka orang Yahudi ini tidak dapat menahan untuk
berteriak sekencang-kencangnya, "Wahai kaum Arab! Ini apa yang kamu
tungggu sudah datang." Kaum Musliminpun serta-merta bangkit membawa
senjata. Mereka menemui Rasulullah di tapal perbatasan itu.
Ibn al-Qayyim berkata, "Dan terdengarlah suara bercampur-aduk dan pekik
takbir di perkampungan Bani 'Amr bin 'Auf. Kaum Muslimin memekikkan takbir
sebagai ungkapan kegembiraan atas kedatangan beliau dan keluar menyongsong
beliau. Mereka menyambut dengan salam kenabian, mengerumuni beliau sembari
berkeliling di seputarnya sementara ketenangan telah menyelimuti diri beliau
dan wahyupun turun. Allah berfirman (artinya), "maka sesungguhnya Allah
adalah Pelindungnya dan (begitu pula) Jibril dan orang-orang mu'min yang baik;
dan selain dari itu malaikat-malaikat adalah penolongnya pula." (Q.s.,
at-Tahrîm:4)
'Urwah bin az-Zubair berkata, "Maka mereka menemui Rasulullah Shallallâhu
'alaihi Wa Sallam, lantas beliau bersama mereka berjalan berbarengan ke arah
kanan hingga singgah di perkampungan Bani 'Amr bin 'Auf. Hal ini terjadi pada
hari Senin, bulan Rabi'ul Awwal. Abu Bakar berdiri menyongsong orang-orang
sementara Rasulullah duduk dan diam. Maka orang-orang yang datang dari kalangan
Anshor dan belum pernah melihat Rasulullah mengucapkan salam (mendatangi) Abu
Bakar (karena mengira dia adalah Rasulullah-penj.,) hingga kemudian sinar
matahari mengenai Rasulullah Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam. Karenanya, Abu
Bakar langsung menghadap beliau dan menaungi beliau dengan pakaiannya. Maka
ketika itu, tahulah orang-orang siapa Rasulullah."
Seisi Madinah semuanya berangkat untuk menyambut. Ketika itu memang betul-betul
hari yang dipersaksikan. Momen yang tidak pernah disaksikan oleh Madinah
sepertinya sepanjang sejarahnya. Orang-orang Yahudi telah melihat kebenaran
berita gembira yang diinformasikan oleh Habqûq, Nabi mereka, yang menyebutkan,
"Sesungguhnya Allah datang dari at-Tîmân dan al-Qaddus datang dari bukit Fârân."
Di Quba`, Rasulullah singgah di
kediaman Kultsum
bin al-Hadm. Dalam versi riwayat yang lain tertulis 'Sa'd bin Khaitsamah
namun riwayat pertama lebih valid. Sementara 'Aliy bin Abi Thalib tinggal di
Mekkah selama tiga kali sehingga dia bisa menggantikan Nabi Shallallâhu 'alaihi
Wa Sallam dalam menunaikan titipan-titipan orang-orang yang diamanahkan kepada
beliau. Kemudian barulah dia berhijrah dengan berjalan kaki hingga akhirnya
berjumpa dengan keduanya di Quba` dan singgah juga di kediaman Kultsum bin
al-Hadm.
Rasulullah Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam tinggal di Quba` selama empat hari;
Senin, Selasa, Rabu dan Kamis. Selama itu, beliau mendirikan Masjid Quba` dan
shalat di dalamnya. Inilah masjid pertama yang didirikan atas pondasi Taqwa
setelah kenabian. Maka begitu masuk hari ke-lima, yakni Hari Jum'at, beliaupun
berangkat lagi atas perintah Allah bersama Abu Bakar yang memboncengnya. Beliau
juga mengutus orang untuk menemui Bani an-Najjar -para paman beliau dari pihak
ibundanya-. Merekapun datang dengan menghunus pedang. Beliau berjalan menuju
al-Madinah namun ketika di perkampungan Bani Salim bin 'Auf, waktu Jum'at sudah
masuk, lalu beliau melakukan shalat Jum'at bersama mereka di Masjid yang berada
di perut lembah itu. Mereka semua berjumlah seratus orang laki-laki.
Siapa bilang wanita tidak memiliki kedudukan dalam
sejarah Islam?
Bukankah org yang pertama kali beriman kpd Islam dari golongan wanita? yaitu
Khadijah .
Bukankah org yang pertama kali mati syahid dari golongan wanita? yaitu Sumayyah
binti Hubath.
Dan bukankah orang yang pertama kali syahid di laut juga dari golongan wanita?
yaitu Ummu Haram binti Malhan.
Dibalik itu, masih banyak wanita2 Muslimah yang terukir namanya dengan abadi
dalam sejarah keislaman.
Banggalah engkau menjadi seorg wanita…
* Wanita pertama yang menjadi istri Rasulullah saw dan pertama kali masuk Islam;
Khadijah binti Khuwailid.
* Wanita pertama yang mati syahid dalam
Islam: Sumayyah binti Khabbath. Sumayyah mas…uk Islam beserta suami dan
anaknya. Orang-orang Quraisy menyiksa dan menjemurnya di bawah terik matahari.
Abu Jahl menusuknya dengan tombak hingga Sumayyah gugur sebagai syuhada Islam
pertama.
* Wanita pertama yang ikut bai’at ‘aqabah:
Asma binti Amru.
* Wanita pertama yang tiba di madinah saat
hijrah: Laila binti Abi Hatsmah.
* Wanita pertama yang dua kali hijrah
(muhajirah al-hijratin) dan shalat dua kiblat (mushaliah al qiblatain) : Asma’
binti Umais.
* Wanita pertama yang membai’at rasulullah:
Laila binti Al Khatim. Dia saudara Qais binti Al Khatim, seorang penyair
penduduk Anshar dari kabilah Aus. Dialah wanita pertama yang membei’at Rasulullah,
saat beliau tiba Madinah hijrah dari Mekah.
* Muslimah pertama yang membunuh laki-laki
musyrik: Shafiah binti Abdul Muthalib. Shafiah adalah bibi Nabi Saw. Ketika
perang Uhud seorang Yahudi menyusup ke benteng umat Islam. Shafiah turun tangan
dengan memukul Yahudi itu dengan tongkat hingga mati terbunuh.
* Wanita pertama yang dimerdekakan oleh
anaknya: Mariah al Qibthiyah. Dia adalah budak Nabi, dihadiahkan bersama
saudaranya Sirin oleh Mauqaqis, penguasa Mesir. Mereka menerima tawaran memeluk
agama Islam. Setelah itu Mariah dinikahi Nabi, ketika ia melahirkan Ibrahim,
Nabi bersabda, ”Dia telah dimerdekakan oleh anaknya”.
* Wanita pertama yang digelari penjaga Al
Quran Haritsah Al Quran) : Hafshah binti Umar bin Khaththab.
* Wanita pertama yang menikah tanpa wali dan
saksi: Zainab binti Jahsy. Dia istri Nabi, puteri dari bibi beliau (Umaimah).
Sebelumnya dinikahi oleh Zaid bin Haritsah, lalu diceraikan. Kemudian Nabi
menikahinya berdasarkan nash Al Quran (QS Al Ahzab [33] :37) tanpa saksi dan
wali. Zainab sangat bangga, ”Aku dinikahkan oleh Allah di atas Arsy-Nya”.
Dengan pernkahan Rasul ini sekaligus ditiadakannya adopsi anak dalam Islam.
* Wanita pertama yang membunuh sembilan
tentara Romawi: Asma binti Yazid. Dia ikut serta dalam perang Yarmuk membagi
air minum dan merawat mujahid yang terluka. Di samping itu berhasil membunuh
sembilan tentara Romawi dengan tinag kemah.
* Wanita pertama yang menikah dengan dua
Khulafa Rasyidin: Asma binti Umais. Dia pernah menikah dan memberikan keturunan
pada dua orang Khalifah Rasyidin (Abu Bakar dan Ali bin Abi Thalib).
* Wanita pertama yang memeluk Islam berkat
do’a Nabi: Umaimah ibu dari Abu Hurairah. Suatu kali Abu Hurairah menangis,
sebab gagal mengajak ibunya memeluk Islam. Umaimah malahan mengejek Rasul, sehingga
Abu Hurairah mohon agar ibunya mendapat hidayah. Lantas Nabi memanjatkan do’a,
tak lama kemudian ibunya sadar dan memeluk agama tauhid.
* Wanita pertama yang dikatakan Rasulullah
kepadanya ”Kamu ibuku setelah ibu kandungku” : Barakah al-Habasyiah. Ia dikenal
dengan Ummu Aiman. Wanita yang mengasuh beliau sejak kecil. Sampai beliau
menikah dengan khadijah, Ummu Aiman masih menyertainya. Nabi Saw juga pernah
bersabda, “Ummu Aiman adalah ibuku setelah ibu kandungku”. Lantas Zaid datang
menikahinya sesudah mendengar Rasul berkata, “Alangkah bahagainay orang yang
menikahi perempuan ahli surga, maka nikahilah Ummu Aiman.”
* Wanita pertama yang menjadikan mahar
pernikahannya keislaman suami: Ummu Sulaim binti Milhan. Ketika dipinang oleh
Abu Thalhah yang masih musyrik, Ummu Sulaim mensyaratkan keislaman sebagai
maharnya. Terlebih dahulu Abu Thalhah Abu Thalhah memeluk Islam dan menjadi
muslim yang baik, lalu menikahi mu’minah sejati.
* Wanita pertama yang tidak peduli akan
kematian ayah, saudara dan putera-puteranya: Anshariyah. Saat perang uhud ayah
dan saudaranya serta puteranya syahid. Tapi Anshariyah justru cemas mendengar
Rasulullah wafat. Setelah dapat kepastian Rasul selamat, maka legalah hatinya
dan berkata, ”Demi bapak dan ibuku wahai Rasulullah, aku tidak peduli siapapun
yang meninggal, asala engkau selamat”.
* Wanita pertama yang tidak tidur pada malam
hari untuk beribadah: Haula binti Tuwait. Aisyah menceritakan kesibukan Haula
dalam ibadah hingga orang mengira dirinya tidak tidur sekejap pun. Rasulullah
bersabda, ”Lakukanlah amal perbuatan sekuat kemampuan kalian. Demi Alalh, Allah
tidak akan pernah bosan, sampai kalian bosan”.
* Wanita pertama yang syairnya disukai oleh
nabi: Khansa’ binti Amru. Rasulullah sangat mengagumi syairnya, beliau berkata,
”Ayolah wahai Khansa!” Pernah ditanyakan pada Jarir, ”Siapakah yang paling
pandai bersyair?” dia menjawab, ”saya, kalau tidak ada Khansa.”
* Wanita pertama yang memimpin para muslimah
dalam peperangan melawan Ramawi: Haulah binti al-azur al-Qindi. Srikandi ini
beserta muslimah lainnya ditawan musuh. Tetapi dengan semangat membara mereka
melakukan perlawanan sengit. Hanya bersenjatakan tiang-tiang kemah mereka
berhasil menyelamatkan diri dari pasukan Romawi.
* Wanita pertama suami, anak dan cucunya
menjabat Khalifah: Haizuran al-Qarsiyah. Haizuran istri Khalifah Al Mahdi,
mempunyai wawasan yang luas, wibawa serta kekuasaan. Setelah suaminya wafat,
puteranya Musa Al Hadi naik tahta, menyusul sesudah itu puteranya Harun al
Rasyid juga menjabar Khalifah. Kemudian cucunya bernama Al Ma’mun juga
menggantikan pada jabatan yang sama.
* Wanita pertama yang diminta ilmunya
dibukukan: Amarah binti Abdurrahman. Dia seorang ahli fiqh dan hadits yang
perneh bertemu dengan Aisyah. Amirul Mu’minin Umar bin Abdul Aziz mengirim
Surat kepada Abu Bakar bib Muhammad, “Lihatlah yang ada pada hadits-hadits
Rasulullah, atau sunnah yang lalu, atau hadits pada Amarah dan tulislah. Karena
aku takut ilmu akan hilang dengan hilangnya ahli ilmu.”
* Wanita pertama yang memperhatikan haligrafi
arab: Hafizhah Khatun. Seorang kaligrafer hebat yang belajay pada Sufyan al
Wahabi al Baghdadi. Putri seorang hakim di Irak ini memperoleh penghargaan
berkat keahlian dalam bidang kaligrafi tsulutsi dan naskhi.
*
Wanita pertama yang berkuasa dari balik tirai: Urwa binti Ahmad Shalihiah.
Dikenal dengan Balqis kecil, lahir di kampung Harraj, Yaman. Ketika suaminya
Makram jatuh sakit, urusan negara diambil alih sang istri. Selanjutnya Urwah
menguasai dan mengurus negara di balik tirai